Standar kompetensi : Meningkatkan keimanan kepada allah melalaui sifat-sifat-nya dalam asmaul husna.
Kompetensi dasar:
Menguraikan 10 Asmaul Husna (al-muqsith, al-waarits, an-nafi’I, al-basith al-hafidz, al-walii, al-waduud, ar-raffi, al-muiz, dan afuww).
Menunjukkan bukti kebenaran tanda-tanda kebesaran melaluinsifat Allah dalam asmaul husna (al-muqsith, al-waarits, an-nafi’I, al-basith, al-hafidz, al-walii, al-waduud, ar-raffi, al-muiz, dan afuww) .
Menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan 10 asmaul husna (al-Aziz, al-ghafuur, al-Baasith, an-Naafi’, ar-Ra’uf, al-Barr, al-Ghaffaar, al-Fattaah, al-‘Adl, al-Qayyuum) dalam kehidupan sehari-hari.
Meneladani sifat-sifat Allah yang terkandung dalam 10 asmaul husna ((al-muqsith, al-waarits, an-nafi’I, al-basith, al-hafidz, al-walii, ar-raffi, al-muiz, dan afuww) dalam kehidupan sehari-hari .
Indikator:
Siswa mampu menguraikan 10 Asmaul Husna(al-muqsith, al-waarits, an-nafi’I, al-basith al-hafidz, al-walii, al-waduud, ar-raffi, al-muiz, dan afuww).
Siswa mampu menunjukkan bukti kebenaran tanda-tanda kebesaran melaluinsifat Allah dalam asmaul husna (al-muqsith, al-waarits, an-nafi’I, al-basith, al-hafidz, al-walii, al-waduud, ar-raffi, al-muiz, dan afuww).
Siswa mampu menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan 10 asmaul husna (al-Aziz, al-ghafuur, al-Baasith, an-Naafi’, ar-Ra’uf, al-Barr, al-Ghaffaar, al-Fattaah, al-‘Adl, al-Qayyuum) dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa mampu meneladani sifat-sifat Allah yang terkandung dalam 10 asmaul husna ((al-muqsith, al-waarits, an-nafi’I, al-basith, al-hafidz, al-walii, ar-raffi, al-muiz, dan afuww) dalam kehidupan sehari-hari.
MATERI
A. Menguraikan 10 Asmaul Husna (al-muqsith, al-waarits, an-nafi’I, al-basith, al-hafidz, al-walii, ar-raffi, al-muiz, dan afuww).
Setiap nama Allah swt pasti mengandung sifat yang berkaitan dengan nama dan keluhuran Allah SWT. Melalui wahyu-Nya tentang nama-nama-Nya. Nama-nama Allah itu disebut dalam Al-Quran dengan al-Asma’al-Husna yang artinya nama-nama yang baik.
Asmaul Husna adalah nama-nama yang indah. Jumlahnya ada 99 nama. Asma’ artinya nama, dan husna artinya lebih baik. Jadi, nama-nama Allah itu adalah nama yang paling baik dan sempurna, sedikitpun tidak ada kekurangannya. Lafadz Asmaul Husna dalam Al-Qur’an terdapat dalam 4 ayat. Sedang nama-nama Allah itu terdapat pada 3.207 ayat yang meliputi 96 nama, sementara 3 nama lainnya dijelaskan oleh hadits nabi, yakni al-Khafidz (Yang Merendahkan), al-Mani’ (Yang Maha Mencegah), as-Shabur (Yang Maha Sabar). Meskipun nama-nama tersebut bukan termasuk dalam al-Qurannamun tidak bertentangan ayat Al-Quran. ,
Allah berfirman:
Artinya : hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S al-A’raf: 180).
Dalam ayat yang lain Allah berfirman:
Artinya: Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai Al-asmaul husna(nama-nama yang baik) . (Q.S. Thaha:8)
Asmaul husna Allah yang akan kita pelajari adalah sebagai berikut: Al-muqsith(yang maha adil), Al-warits (yang maha mewarisi), An-nafi’(yang maha pemberi manfaat), Al-basith (yang maha melapangkan), Al-hafidz (yang maha penjaga), Al-waliyy(yang maha melindungi), Al-waduud(yang maha mengasihi), Ar-rafi’(yang meninggikan), Al-muiz(yang maha terhormat), Al-afuww(yang maha pemaaf).
B. Menunujukkan bukti kebenaran tanda-tanda kebesaran melalui sifat Allah dalam asmaul husna (al-muqsith, al-waarits, an-nafi’I, al-basith, al-hafidz, al-walii, ar-raffi, al-muiz, dan afuww)
1. Al-Muqsith
Al-Muqsith artinya Allah Maha Adil. Allah memperlakukan manusia dan semua makhluknya dengan perlakuan yang adil. Keadilan Allah itu dapat di lihat dalam kehidupan di dunia ini. Bahkan keadilan Allah akan diberikan kepada umat manusia ketika mereka semua sudah kembali kepada Allah di akhirat nanti.
Allah SWT berfirman:
Artinya: Katakanlah: “Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan”. Dan (katakanlah): “Luruskanlah muka (diri)mu di Setiap sembayang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepadanya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali akan kembali kepada-Nya)”. (Q.S. al-Araf:29).
Karena sifat al-Muqsith ini pula tidak ada manusia yang lebih diperhatikan dibandingkan dengan manusia yang lain. Di hadapan Allah semua makhluk termasuk manusia adalah sama, tetapi yang paling mulia di sisi Allah adalah mereka yang paling bertakwa kepada-Nya.
Sifat Allah Yang Maha Adil ini harus dijadikan dasar bagi manusia untuk bisa berbuat adil kepada sesamanya. Pemimpin harus adil kepada orang-orang yang dipimpinnya. Orang Tua harus adil kepada semua anak-anaknya. Allah memperlakukan hamba-hambanya secara adil. Tak ada satupun perbuatan baik yang luput dari perhatian. Semuanya mendapat pahala. Kekeliruan, kesalahan dan kezaliman diperbaiki. Jika manusia saling menzalimi satu sama lain, maka allah mengambil dari si zalim dan memberikannya kepada yang di zalimi. Hanya Allah yang dapat melakukan hal ini. Kemudia jika terjadi perselisihan atau ketidaksamaan pendapat, maka harus diselesaikan dengan baik dan adil.
Sebaliknya, Allah sangat membenci orang-orang yang tidak bisa berbuat adil dan tidak mau berlaku adil kepada sesamanya. Seperti, pemimpin yang sewenang-wenang, otoriter dan despotic, orang tua yang tidak adil dan tidak proporsional terhadap anak-anaknya. Selain itu, jika terjadi perselisihan, tidak diselesaikan dengan adil bahkan cenderung diadu domba. Sehingga tidak akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, menjadilah orang yang memiliki rasa keadilan yang sempurna, yang melihat segala sesuatu dengan adil dan menuntut keadilan. Terutama menuntut keadilan kepada diri sendiri, bukan menuntut orang lain untuk berbuat adil kepada diri kita sendiri. Rasulullah saw bersabda:”orang yang adil akan berdiri di atas mimbar cahaya ilahi di dalam surga”.
2. Al-Warits
Al-Warits artinya Yang Maha Mewarisi. Sifat Allah menunjukkan ke-Maha Kuasaan Allah terhadap cciptaanya, yaitu bumi dan alam semesta beserta isinya. Dialah Tuhan yang kekal dan abadi yang akan mewarisi bumi dan isinya termasuk orang-orang yang ada di antarannya setelah kehancuran. Allah berfirman:
.Artinya: Sesungguhnya kami mewarisi bumi[904] dan semua orang-orang yang ada di atasnya, dan Hanya kepada kamilah mereka dikembalikan. (QS. Maryam:40)
Orang-orang yang lalai tidak mengetahui bahwa apa yang mereka miliki, termasuk diri mereka sendiri, hanyalah pinjaman bagi mereka. Orang-orang yang mensyukuri karunia Allah Yang Maha Pemurah, adalah orang-orang yang sombong, yang mengira bahwa apa yang mereka miliki adalah kepunyaan mereka.
Selain itu, tidak ada yang bisa menghalangi dan membatasi kekuasaan Allah. Allah memiliki kewenangan penuh untuk menghidupkan dan mematikan seseorang.
Allah berfirman:
Artinya: Dan Sesungguhnya benar-benar Kami-lah yang menghidupkan dan mematikan dan kami (pulalah) yang mewarisi. (QS. Al-Hijr: 23).
Oleh karena itu, manusia perlu menyiapkan bekal yang cukup berupa iman dan amal saleh selama hidup di dunia. Bekal itu akan sangat berharga ketka manusia kembalinkepada-Nya. Sebaliknya, manusia tidak boleh menyia-nyiakan kehidupan di dunia, dengan melalukan hal-hal yang tidak berguna dan jauh dari nilai-nilai keimanan dan keislaman. Sebab jika dihitung, umur manusia hidup di dunia tidak terlalu lama, dibandingkan dengan kebaikan yang bisa diperoleh di akherat.
3. An-Nafi’
An-Nafi’ artinya Yang Maha Pemberi Manfaat. Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya ini mengandung manfaat yang luar biasa besarnya bagi manusia. Hampir tidak ada sesuatupun di dunia yang tidak memiliki nilai dan manfaat bagi manusia. Tidak hanya manusia, semua makhluk yang ada di bumi sangat merasakan manfaat yang diberikan oleh Allah.
Allah berfirman:
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.(QS. Al-Baqarah:164).
Oleh karena itu, jika dilihat betapa besarnya karunia dan rahmat Allah yang dilimpahkan kepada manusia, maka sudah seharusnya manusia mensyukuri nikmat tersebut, menggunakan nikmat-nikmat itu untuk kebaikan dan kemanfaatan, dan tidak menyalahgunakan nikmat-nikmat itu untuk perbuatan-perbuatan yang melanggar aturan hukum dan hukum Allah.
Namun demikian, masih banyak kita melihat manusia yang kurang bersyukur atas nikmat Allah itu bahkan nikmat dan karunia itu di salahgunakan. Mereka tidak menggunakan bumi dan tumbuh-tumbuhan yang ada di atasnya untuk kebaikan, tetapi sebaliknya merusak bumi dan tumbuh-tumbuhan itu karena keserakahan dan nafsunya. Mereka tidak menggunakan lautan dan isinya untuk kepentingan seluruh manusia, tetapi sebaliknya mereka melakukan perusakan terhadap lautan habitat yang ada di dalamnya. Inilah di antara sifat manusia yang tidak mau bersyukur.
Allah swt berfirman:
Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia, supaya aAllah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(QS. Ar-Rum:41).
Allah telah memberikan kita kebebasan hanya agar kita dapat memutuskan apakah kita akan tunduk kepada kehendak Allah swt, memerintahkan atas nama-Nya, menjadi makhluk terbaik dan bermanfaat, memiliki yang terbaik di antara makhluk, atau kita akan durhaka, menyebabkan kejatuhan diri kita sendiri, dan ditolak dari rahmat Allah, seperti halnya iblis. Kemampuan kita untuk memilih antara kebaikan dan kejahatan bukanlah ujian bagi Allah untuk menyaksikan bagaimana hamba-nya akan bersikap. Allah telah menciptakan takdir kita sebelum Dia menciptakan kita. Oleh karena itu, Dia sudah mengetahui apa yang akan kita kerjakan. Hanya orang yang beriman kepada takdir yang akan dilindungi dirinya.
4. Al-Basith
Al-Basith artinya Yang Maha Melapangkan. Allah yang maha kaya senantiasa memberikan rizkinya kepada semua makhluk, termasuk manusia. Bahkan bumi dan seluruh isinya ini diperuntukkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran manusia. Selain itu, manusia juga dikaruniai akal dan pikiran untuk bisa mengolah kekayaan alam dengan sebaik-baiknya.
Allah berfirman:
Artinya: Dan Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rizki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu bemnar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman. (QS. Ar-Rum:37).
Berdasarkan firman Allah di atas, maka janganlah kita mudah terlena oleh masa-masa kesenangan dan kelapangan. Ketika semua itu terjadi, dengan melupakan Allah di dalam kesenangan dan kebahagiaan kita, dengan menjadi sombong karena mengira bahwa karena kitalah keberhasilan itu bisa tercapai. Pada saat itu, kita harus bersyukur kepada Allah.
Oleh karena itu, sifat Al-Basith Allah harus di yakini sebagai sesuatu yang benar. Tidak boleh ragu sedikitpun. Tetapi yang harus di ingat adalah ketika kita diberi karunia rizki yang banyak maka kita harus pandai dan rajin bersyukur kepada Allah, namun sebaliknya jika kebetulan rizki tidak sebanyak yang diharapkan maka kita harus bersabar. Dengan bersabar pasti ada hikmah yang diperoleh manusia.
Allah berfirman dalam surat As-Syuura:27 :
Artinya: Dan jikalau Allah melapangkan rizki kepada hamba-hambanya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia maha mengetahui (keadaan) hamba-hambanya lagi Maha melihat. (QS. As-Syuura:27).
5. Al-Hafidz
Al-Hafidz artinya Yang Maha Penjaga atau Pemelihara. Dialah tuhan yang memelihara segala sesuatu. Dia yang menginginkan semua yang telah dan sedang berlangsung dan menjaga semua yang akan terjadi. Allah mengetahui dan mengingat semua yang dikerjakan oleh makhluknya. Allah juga memelihara semuanya, tidak ada yang luput dalam pemeliharaan-Nya.
Allah SWT berfirman:
Artinya: jika kamu berpaling, maka Sesungguhnya aku telah telah menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu. Dan tuhanku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu, dan kamu tidak dapat membuat mudharat kepada-Nya sedikitpun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha pemelihara segala sesuatu. (QS.Hud:57).
Allah SWt melindungi ciptaan-Nya dari semua kerusakan dan kekacauan. Itulah mengapa semua benda langit yang berputar dan beredar dengan cepat pada garis orbitnya tidak saling berbenturan satu sama lain. Sebagai manifestasi dari nama-Nya Al-Hafidz, maka di dalam setiap ciptaan-Nya di tempatkan-Nya naluri untuk mempertahankan hidup. Allah melindungi kita dengan mengajarkan bahwa apa yang buruk bagi kita adalah haram.
Sebagai contohnya, makanan halal tetapi sudah kadaluarsa dan buruk maka menjadi haram, racun, alkhohol, perzinaan, perjudian, dan kebodohan adalah kesombongan, kemunafikan, kedengkiaan dan kebodohan adalah racun bagi jiwa seseorang. Karena yang mempunyai sifat Al-Hafidz telah mengutus nabi-nabi-Nya untuk mengajarkan kepada umatnya untuk memelihara dirinya dari kerusakan moral, material dan spiritual.
Oleh karena itu, kita harus mampu memanfaatkan penjagaan Allah atas semua yang ada ini dengan sebaik-baiknya, yaitu dengan cara, antara lain: a) melakukan pemeliharaan atas alam dengan baik dan tidak melakukan kerusakan di muka bumi, b) memanfaatkan segala yang ada di alam untuk beribadah kepada Allah dan menebarkan kebaikan kepada sesama
6. Al-Waliy
Al-Waliy artinya Yang Maha Melindungi. Allah adalah Dzat yang maha melindungi serta memberikan perlindungan bagi semua makhluk ciptaannya. Tidak ada kekuatan manapun yang dapat mengalahkannya. Allah swt berfirman:
Artinya: Atau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah? Maka Allah, Dialah pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang-orang yang mati, dan Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. As-Syuura: 9).
Dalam kehidupan manusia tidak ada pelindung yang sejati, kecuali perlindungan Allah swt. Manusia yang hidup dalam keadaan serba berkecukupan pun, tidak bisa menjadikan hartanya untuk melindungi dirinya dari tidak beriman kepada Allah. Sebaliknya, orang yang tidak punya harta dihantui kekhawatiran tidak bisa makan dan tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Orang yang tidak punya, ada kecenderungan untuk mudah dipengaruhi agar jauh dari Allah swt. Oleh karena itu, sangat tepat kiranya jika manusia, dalam kondisi apapun senantiasa memohon perlindungan Allah agar keimanannya tetap terjaga,sebab hanya Allah yang dapat memberikan perlindungan yang baik.
Allah berfirman dalam surat yusuf ayat 64:
Artinya: Berkata ya’qub: “Bagaimana aku akan mempercayakannya (bunyamin) kepadamu, kecuali seperti aku telah mempercayakan saudaranya (yusuf) kepada kamu dahulu?”. Maka Allah adalah sebaik-baik penjaga dan Dia adalah Maha Penyayang diantara Para Penyayang. (QS. Yusuf:4).
Ayat di atas memberikan gambaran tentang kepasrahan Nabi Ya’kub, ketika menghadapi anak-anaknya dan perlakuan yang sudah diberikan kepada Nabi Yusuf dan tidak ingin kejadian itu terulang kembali kepada anaknya yang lain adalah saudara Nabi Yusuf (Bunyamin). Karena itu Nabi Ya’kub berkata: “Aku hanya bertawakal kepada Allah dengan menjaga Bunyamin, tidak kepada kalian. Aku berharap, semoga Allah menyayangiku dengan menjaga Bunyamin, tidak memberikan cobaan kepadaku dengan menghilangkan saudaranya Yusuf. Sesungguhnya rahmat-Nya amat luas dan karunia-Nya amat besar”.
Dari ilustrasi kisah Nabi Yusuf di atas dapat memberikan inspirasi kepada kita bahwa Allah adalah Maha Melindungi dan Maha Penjaga. Bukti dari itu semua, sebagaimana dikisahkan dalam Al-qu’an, Nabi Yusuf akhirnya benar-benar di jaga oleh Allah swt. Penjagaan Allah atas Nabi Yusuf itu dilakukan sejak di buang oleh saudara-saudaranya ke dalam sumur, sampai dengan akhirnya Nabi Yusuf menjadi Penguasa Mesir. Artinya manusia harus berusaha dengan keras terhadap usaha untuk mencapai kebaikan dalam hidup, tetapi seterusnya semua hasilnya sangat tergantung kepada Allah swt.
Kita juga tidak perlu cemas dan khawatir dalam situasi apapun, baik sedih,susah, serba kesulitan dan sebagainya, selama kita masih memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt, pasti Allah akam memberikan perlindungan kepada kita.
7. Al-Waduud
Al-Waduud artinya Yang Maha Mengasihi. Tanpa kasih sayang Allah maka manusia tidak bisa hidup dengan nyaman dan tenang. Karena kasih sayang Allah itulah, maka sudah kewajiban bagi manusia untuk senantiasa taat kepada-Nya. Jika manusia melakukan kesalahan baik di sengaja maupun tidak di sengaja, maka harus segera bertobat dan memohon ampunan-Nya.
Allah SWT berfirman:
Artinya: Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih. (QS. Hud:90).
Dalam kehidupan manusia di dunia tidak bisa dihindari berinteraksi dengan manusia lain, baik di pasar, di sekolah, di tempat kerja, dan sebagainya. Dalam proses interaksi itu pasti pernah terjadi seseorang berbuat salah kepada yang lain. Sebagai hamba yang mestinya beribadah kepada-Nya, kadang manusia diliputi kesalahan atau kekhilafan. Oleh karena itu, agar kita mnta ampunan kepada Allah. Kemudian, kita harus kembali untuk taat kepada Allah dan melakukan perintah serta menjauhi larangan-Nya.
Ayat tersebut merupakan bimbingan bahwa semisal perbuatan yang merusak dan zalim dihapus dengan cara bertobat dan meminta ampun kepada Allah swt adalah termasuk sebab-sebab diperolehnya kebaikan di dunia maupun kebaikan di akhirat.
Allah berfirman dalam surat Al-Bururj:
Artinya: Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih, (QS.al-Bururj:14).
Allah sangat mencintai hamba-Nya, maka manusia harus cinta kepada Allah. Karena cinta kepada Allah adalah ruh ibadah. Semua penghambaan yang dzahir dan batin berawal dari kecintaan kepada Allah. Kecintaan hamba kepada Tuhannya adalah karunia dan ihsan dari Allah. Dia yang memberikan kecintaan kepada hamba-Nya dan menjadikan kecintaan tertanam dalam hatinya. Kemudia tatkala hamba mencintai-Nya dengan taufik-Nya. Allah membalasnya dengan cinta yang lain.
Al-Waduud di kalangan manusia adalah orang yang mencintai orang lain seperti cintanya kepada dirinya sendiri. Dia lebih mendahulukan kepentingan orang lain daripadanya kepentingan dirinya sendiri. Sahabat Ali r.a. berkata: “jika engkau ingin di cintai Tuhanmu, dekatilah orang-orang yang memusuhimu. Maafkanlah orang-orang yang menyakitimu”.
8. Ar-Rafi’
Ar-Rafi’ artinya Yang Maha Meninggikan. Allah meninggikan siapa saja yang dikehendaki. Tentu saja orang yang di tinggikan oleh Allah adalah orang-orang yang beriman dan senantiasa taat kepada-Nya.
Firman Allah swt:
Artinya: Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari)mereka atas sebagian yang lain. Diantara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam: beberapa mukjizat serta Kami perkuat Dia dengan Ruhul Qudus. (QS. Al-Baqarah: 253).
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa sebagian mereka ada yang di utamakan Allah di atas rasul-rasulnya, dengan anugerah derajat yang lebih sempurna dan utama disbanding rasul lainnya. Maksud dari ayat ini adalah Nabi Muhammad saw, sebagaimana dikuatkan dengan riwayat Ibnu Jarir dan Mujahid, di samping diperkuat oleh hubungan ayat yang menunjukkan pengertian seperti itu.
Ayat ini memberi pelajaran tentang hal ihwal orang-orang terdahulu yang mengikuti para rasul dengan konsisten, agar dijadikan sebagai teladan. Ayat ini(sekaligus) mengecam secara keras atas kejadian yang menimpa umat para rasul yang saling bertengkar dan membunuh, menyusul wafatnya rasul. Padahal pada dasarnya agama mereka itu hanya satu. Dan yang samapai sekarang masih ada, adalah pengikut agama Yahudi, Nasrani, dan Islam.
Ayat ini memberi gambaran tentang keistemewahan para rasul. Di antara keistimewahan itu adalah penonjolan di bidang akhlak, seperti yang di syariatkan oleh firman Allah:
Artinya: Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung .(QS. Al-Qalam:4)
Keistimewahan lain seperti yang ada pada umat seorang rasul, yang berpegang teguh pada agama yang dibawanya, meski rasul itu telah wafat. Hal ini seperti dijelaskan dalam firman Allah sebagai berikut:
Artinya:Kamu adalah umay yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah yang munkar, dan beriman kepada Allah. (QS. Ali Imron:110).
Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits, bahwa Rasulluallah SAW besabda:
فضلت على الانبياء لست او تيت جوامع الكلم و نصر ت با لر عب و احلت لى الغناتم و جعلت لى المارض مجدا وطهورا وارسلت الى الخلق كافة وختم بي النبيون.
Artinya: “Tiada seorang Nabi pun melainkan telah diberi anugrah ayat-ayat (mukjizat) yang pada masa itu orang-orang mau percaya dengan hal seperti itu, apa yang sudah dikaruniakan kepadaku, adalah wahyu yang disampaikan Allah lkepadaku. Karenanya aku berharap agar aku adalah yang (mempunyai) pengikut paling banyak di antara mereka (para rasul) esok di hari kiamat.”
9. Al-Mu’iz
Al-Mu’iz artinya Yang Maha Memuliakan. Allah adalah Dzat yang memuliakan siapa saja yang bertakwa kepada-Nya. Ukuran kemuliaan di sisi Allah sama sekali tidak di lihat dari dari keunggulan yang bersifat kemegahan duniawi. Boleh saja seseorang memilimi kekayaan yang berlimpah tetapi tidak bertakwa kepada-Nya, tetap saja dia tidak mulia di sisi Allah. Sebaliknya, orang miskin,orang awam, orang yang tidak pandai tetapi bertakwa kepada Allah, maka mereka adalah orang-orang yang mulia di sisi Allah. Namun demikian, profil ideal yang diharapkannya adalah seseorang yang kaya, berpangkat dan pandai, sekaligus memiliki ketakwaan yang luar biasa kepada Allah SWT.
Allah berfirman:
Artinya: Kataknlah: “ Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau memuliakan orang yang Engkau kehendaki.di tangan engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Ali-Imron: 26).
Dalam meninggikan dan merendahkan tersirat kemuliaan dan kehinaan. Orang yang di muliakan berarti mendapatkan kebanggan dan kemulian (izza’). Akan tetapi, kebanggan dan kemuliaan yang diperoleh dari Allah Yang Maha Memuliakan itu berbeda dengan kebanggaan yang dibayangkan manusia sebagai hal yang sepantasnya mereka dapatkan. Kebanggaan dan kemuliaan orang yang dimuliakan Allah bukanlah kebanggaan demi kebanggaan semata, tetapi penghargaan kepada kemuliaan yang diberikan kepada mereka dan kepada Dzat yang memberikan kemuliaan tersebut.
10. Al-Afwuw
Al-Afwuw artinya Yang Maha Pemaaf. Allah adalah Dzat yang Maha Pemaaf kepada yang memohon maaf dan memohon ampunan-Nya.
Kata al-Afwuw, terambil dari kata ‘afiya (عفي) yang kemudian diindonesiakan dengan “memaafkan”. Kata ‘afiya dari segi bahasa berarti “menghapus”. Allah menghapus segala kesalahan-kesalahan hamba-Nya sehingga dengan terhapus kesalahan tersebut menjadi hilang. Dia juga menutupi kesalahan, dalam arti kesalahan tetap ada (tidak terhapus), namun Allah, tidak menuntut pertanggung jawaban manusia yang melakukannya.
Ayat al-Qur’an di bawah ini membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh makhluknya untuk mengharapkan ampunan Tuhan. Ampunan-Nya dapat diberikan kepada siapa saja selama mereka tidak mempersekutukan-Nya. Allah berfirman:
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekututakan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisa’:48).
Allah Maha Pengampun kepada hamba yang dikehendakinya, Hamba pada hakekatnya banyak lupa dan salah, baik yang disadari maupun yang tidak disadari, baik kepada Allah maupun kepada sesama manusia. Dosa kesalahan seseorang itu akan dihisab dan ditunjukkan walaupun dosa itu sedikit. Sebaliknya kebaikan yang sedikit juga akan dihisab dan ditunjukkan oleh Allah. Ampunan Allah itu merupakan rahmat dan dengan rahmat Allah itulah manusia akan dapat masuk surge. Oleh karena itu, manusia hendaknya senantiasa memohon ampunan kepada Allah, karena Dialah Yang Maha Pengampun.
Allah berfirman:
Artinya: mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya, dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. (QS. An-Nisa’:99).
C. Perilaku Orang yang Mengamalkan 10 Asmaul Husna (al-Aziz, al-ghafuur, al-Baasith, an-Naafi’, ar-Ra’uf, al-Barr, al-Ghaffaar, al-Fattaah, al-‘Adl, al-Qayyuum) dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun iman itu meliputi tiga insur yaitu,ucapan, ketetapan dalam hati dan berbuat dengan anggota badan (berbuat), orang yang beriman kepada Allah harus dapat membuktikan keimanan tersebut dalam perilaku hidup sebagai pengamalan 10 Asmaul Husna di atas adalah sebagai berikut:
1. Al-Aziz yang berarti Maha Perkasa, Allah maha perkasa dalam segala hal, keperkasaan-Nya tidak terbatas, Allah perkasa dalam menciptakan menciptakan sesuatu menurut kahaendak-Nya, memelihara atau menghacurkan sesuatu menurut kehendak-Nya pula. Adapun orang yang mengamalkan sifat Al-Aziz maka ia akan tegar, tidak lemah, tegas dan kokoh dalam mengerjakan kewajiban sebagai hamba Allah, karena godaan selalu ada. Adapun Dalil naqli al-Aziz. Qs. Al-Ankabut/29: 42
إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Artinya; “Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang mereka seru selain Allah. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
2. Al-Ghafuur yang artinya Maha Pemaaf, Orang yang mengamalkan sifat tersebut senantiasa murah hati untuk bisa memaafkan seseorang lain yang telah membuat kesalahan pada dirinya.
3. An-Nafii’ yang artinya Maha Memberi Manfaat, orang yang mengamalkan sifat tersebut maka ia Pandai-pandai mensyukuri nikmat dan karunia Allah yang diterima dengan memanfaatkan nikmat tersebut sesuai dengan peunjuk islam.
4. Al-baasith yang artinya Maha Melapangkan, Seseorang yang mengamalkan sifat ini pasti bersifat qana’ah terhadap nasib dirinya tidak murka terhadap semua anugrah yang di berikan kepada orang lain, senantiasa menyadari bahwa Allah lah yang mengatur rezeki manusia.
5. Ar-Rauuf yang Artinya Maha Belas Kasih, dan orang yang mengamalkan sifattersebut dalam kehidupan sehari-hari ia Tidak tamak terhadap keduniaan karena sadar bahwa sesuatu yang baik belum tentu membawa berkah dan manfaat bagi dirinya. Kemanfaatan dan keberkahan sesuatu hanya ada pada Allah SWT.
6. Al-Barri yang artinya Maha Dermawan, Orang yang mengamalkan sifat ini ia Gemar mendermakan sebagian hartayang dimiliki untuk menyantuni fakir miskin maupun anak yatim, sebagaimana Allah berderma kepada semua Mahluk-Nya.
7. Al-Adl yang artinya Maha Adil, maka orang yang mengamalkan sifattersebut, ia pasti Memutuskan perkara secara adil sesuai hukum yang berlaku, tidak memihak kepada siapapun dalam memutuskan suatu perkara, membenarkan yang benar dan menyalahkan yang salah. Adapun Dalil naqli al’Adl, dalam surat (Fushshilat/41:46)
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاء فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ
Artinya:
Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya.
8. Al-Ghaffar yang artinya Maha Pengampun, dan orang yang mengamalkan sifat ini maka ia mudah memaafkan kesalahan orang lain, meskipun orang tidak tersebut tidak meminta maaf, apalagi meminta maaf. Dan Dalil naqli al-Ghaffar, (Qs. Thaha/20: 82)
وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى
Artinya:
Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.
9. Al-fattah yang artinya Sang Pembuka/Maha Memberi keputusan, Allah yang memutuskan mahluknya akan masuk syurga atau neraka, dan Allah yang Maha Memberi Rahmat umat-Nya. Maka masuknya seseorang yang mengamalkan sifat ini maka ia akan Tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Sesua dalam Dalil naqli, (Qs. Saba’/34: 26)
قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ بَيْنَنَا بِالْحَقِّ وَهُوَ الْفَتَّاحُ الْعَلِيمُ
Artinya: Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui"
10. Al-Qayyum yang artinya Yang Maha Berdiri Sendiri, Adapun orang yang mengamalkan sifat ini maka ia menunjukkan sikap mandiri dalam menjalankan kehidupan ini. Kita memang makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, akan tetapi hubungan sosial tersebut tidak menjadi alasan untuk tergantung kepada orang lain. Hubungan sosial mesti dijalin dengan baik, tetapi sikap mandiri perlu ditanamkan dalam kehidupan sehingga hidup kita tidak menjadi beban orang lain. Berikut adalah Dalil naqli dari sifat Al-Qayyum, (Qs. Al-Baqarah/2: 255):
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Artinya; “Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus ; tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
D. Meneladani sifat-sifat Allah yang terkandung dalam 10 Asmaul Husna (al-muqsith, al-waarits, an-nafi’I, al-basith, al-hafidz, al-walii, ar-raffi, al-muiz, dan afuww) dalam kehidupan sehari-hari.
A) Al Baasith (Yang Maha Melapangkan makhluknya).
meneladani Al-basith bearti kita harus melapangkan hati sendiri dengan cara mendekatkan diri dan taat kepada allah, ketika kita ingat dan taat kepada allah maka senantiasa hati kita akan tentram. (Qs Ar-Ra’d 13.28). selain itu kita juga harus melapangkan hati orang lain, terutama orang yg kita cintai, dengan cara membahagiakannya, sebagaimana contoh, apabila saudara kita membutuhkan bantuan maka bantulah semampu kita. Dan bagaimana bantuan yg kita berikan membuatnya menjadi senang. Al ankabut 29.62.
B) Al Waarist (yang maha mewarisi)
Yang meneladani sifat ini hendaknya bila memiliki kemampuan agar menyumbangkan warisanya kepada keluarga yang lebih membutuhkan. Kalau ini tidak dapat dilakukanya, maka janganlah warisan menjadikan keluarga berantakkan, dan lebih lagi jangan memakan harta waris yang bukan haknya. Ini merupakan salah satu yang dikecam Allah secara tegas (Qs. Al-Fajr:19). Setelah itu dia dituntut agar menghiasi diri dengan sifat-sifat yang dirinci-Nya ketika menjelaskan siapa dari makhluk-Nya yang wajar menjadi ahli warist syurga (Qs. Al-Mu'minun:1-11)
C) Al-Muizz (yang maha memulyakan mahluk-Nya)
Kita Sadar bahwa kemulyaan itu milik allah, karnanya jika kita menginginkan kemulyaan, maka untuk meneladani-Nya kita harus taat dan patuh kepadanya, niscaya allah akan menganugrahkan kemulyaan kepada kita. Selain itu kita juga harus memulyakan orang tua kita karna mereka adalah orang yg paling berjasa dalam hidup kita, memulyakannya dengan berbakti pada kedua orang tua, tidak sesekali menyakitinya apalagi durhaka padanya. Dan janganlah engkau terlena oleh masa-masa kesenangan dan kelapangan ketika semua itu terjadi dengan melupakan Allah didalam kesenangan dan kebahagiaanmu, dengan menjadi sombong karena mengira bahwa dirimu lah penyebab keberhasilan dan keamananmu. Maka Pada saat itu kita harus ingat kepada sahabat iman yang lain, yaitu bersyukur (syukr), karena Allah menyukai orang-orang yang bersyukur.
D) AL-Hafizh ( yang maha memelihara)
Untuk meneladaninya kita harus besyukur kepedaAllah SWT yang telah memberikan beribu-ribu kenikmatan kepada kiata, termasuk di antaranya ia menciptakan hutan juga unuk kepentingan kita, untuk itu kita harus memeliharanya dengan baik dan peduli dengan lingukan, semua yang diciptakan Allah mempunyai kemanfaatan, karena itu kita harus memeliharanya dengan baik.
E) Al-Walii (yang maha melindungi)
Untuk meneladani sifat ini dapat dilakukan dengan tidak melindungi dan membela orang-orang yang salah. Selalu memohon perlindungan dari godaan setan, berani mengatakan tidak untuk mengatakan hal-hal yang tidak baik meskipun menyakitkan diri sendiri maupun orang lain.
F) An-Nafii` (Yang Maha Memberi Manfaat).
Sifat ini dapat di teladani dengan cara menggunakan waktu kita dengan efektif, dan tidak menyia-nyiakannya, jika ita memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin maka hidup kita akan bermanfaat pula, selain kita menjadi orang yang disiplin, banyak pula orang yang membutuhkan karna kita di pandang sebagai orang yang giat bekerja. Karna sebaik-baiknya manusia adalah bermanfaat bagi yang lainnya. Namun di dalam kesibukan, janganlah sampai melupakan-Nya dan selalu mendekatkan diri kepada-Nya.
G) Al Muqsith (Yang Maha Seimbang).
Sifat ini dapat di teladani dengan tidak membeda-bedakan saudara-saudara kita yang miskin dan yang kaya, yang baik dan yang buruk, kita harus menghormati dan menghargai mereka karna kita sama-sama sebagai mahluk Allah yang tidak mungkin bisa hidup sendiri tanpa seseorang yang lain.
H) Al Waduud (Yang Maha Mengasihi).
Sifat ini dapat di teladani dengan cara membagikan rizqi yang kita peroleh kepada orang-orang yang lebih membutuhkannya, seperti mengasihi anak yatim dan menyantuni fakir miskin. Sebagai wujud rasa bersyukur kita kepada Allah yang telah memberikan rizqi yang cukup, sehingga kita dapat berbagi dengan yang lain.
I) Ar Raafi` (Yang Maha Meninggikan makhluknya).
Meneladani sifat Ar-Raafi’ juga dapat di lakukan dengan cara kita membantu memecahkan suatu permasalahan teman yang sedang membutuhkan bantuan kita, agar ia tidak merasa terpuruk, dan sedikit meringankan bebannya, seperti yang sudah di singgung dalam keterangan di atas bahwa manusia tak bisa hidup seniri tanpa orang tang lainnya.
J) Al Afuww (Yang Maha Mengampuni segala kesalahan).
Untuk meneladani sifat ini dapat di lakukan dengan cara memaafkan kselahan kecil maupun kesalahan besar yang di buat oleh seseorang terhadap diri kita, meskipun kadang enggan untuk memaafkannya karena kesalahan yang ia perbuat pada kita terlalu buruk tapi tidak ada salahnya jika kita belajar sedikit demi sedikit untuk melupakan kesalahannya dan memikirkan hal-hal yang positif, maka lambat laun kita akan terbiasa dengan sifat yang mudah memaafkan.
بسم الله الرحمن الرحيم
“Kesempurnaan di Atas Kesempurnaan” Dalam Nama-nama dan Sifat-sifat Allah
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyifati nama-nama-Nya dalam al-Qur’an dengan al-husna (maha indah) yang berarti kemahaindahan yang mencapai puncak kesempurnaan, karena nama-nama tersebut mengandung sifat-sifat kesempurnaan yang tidak ada padanya celaan/kekurangan sedikitpun ditinjau dari semua sisi[1].
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
{وَلِلَّهِ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ}
“Hanya milik Allah-lah asma-ul husna (nama-nama yang maha indah), maka berdoalah kepada-Nya dengan nama-nama itu, dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran) dalam (menyebut dan memahami) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka lakukan” (QS al-A’raaf:180).
Demikian pula sifat-sifat-Nya adalah maha sempurna yang mencapai puncak kesempurnaan serta tidak ada padanya celaan dan kekurangan sedikitpun[2].
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
{لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآَخِرَةِ مَثَلُ السَّوْءِ وَلِلَّهِ الْمَثَلُ الْأَعْلَى وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيم}
“Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, mempunyai sifat yang buruk; dan Allah mempunyai sifat yang Maha Tinggi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS an-Nahl :60).
Artinya: Allah Subhanahu wa Ta’ala mempunyai sifat kesempurnaan yang mutlak (tidak terbatas) dari semua segi[3].
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “(Sifat-sifat) maha sempurna adalah milik Allah, bahkan Dia memiliki (sifat-sifat) yang kesempurnaannya mencapai puncak yang paling tinggi, sehingga tidak ada satu kesempurnaanpun yang tidak ada padanya celaan/kekurangan kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala berhak memilikinya pada diri-Nya yang maha suci”[4].
Kesempurnaan di Atas Kesempurnaan
Kemahasempurnaan yang paling tinggi ini ada pada masing-masing dari nama-nama dan sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala secara tersendiri/ terpisah, sehingga jika dua dari nama-nama dan sifat-sifat-Nya digabungkan/ digandengkan, sebagaimana yang banyak terdapat dalam ayat-ayat al-Qur’an, tentu ini menunjukkan kemahasempurnaan lain dari penggandengan dua nama dan dua sifat tersebut. Inilah yang dinamakan oleh sebagian dari para ulama dengan “al-kamaalu fauqal kamaal” (kesempurnaan di atas kesempurnaan)[5].
Tidak diragukan lagi bahwa penggandengan dua nama dan dua sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala ini mengandung hikmah yang agung dan faidah yang besar dalam mengenal kesempurnaan nama-nama dan sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini menunjukkan kemahasempurnaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang disertai dengan sanjungan dan pujian yang agung bagi-Nya. Karena masing-masing dari nama-nama-Nya mengandung sifat kesempurnaan bagi-Nya, maka jika dua nama-Nya digandengkan, ini mengandung pujian dan sanjungan bagi-Nya ditinjau dari masing-masing nama tersebut, serta mengandung pujian dan sanjungan bagi-Nya ditinjau dari penggandengan keduanya[6].
Imam Ibnul Qayyim berkata: “Demikianlah keumuman sifat-sifat Allah yang digandengkan (satu sama lain) dan nama-nama-Nya yang digabungkan dalam al-Qur’an.
Sesungguhnya (sifat Allah) al-Ginaa (maha kaya) adalah sifat kesempurnaan, demikian pula al-Hamdu (maha terpuji), ketika keduanya digabungkan[7] maka (menunjukkan) kesempurnaan lain. Bagi-Nya sanjungan dalam (sifat) maha kaya-Nya, sanjungan dalam (sifat) maha terpuji-Nya dan sanjungan dalam penggabungan keduanya.
Demikian pula (penggabungan dua nama-Nya) “al-‘Afuw al-Qadiir” (Yang Maha Pemaaf lagi Mahakuasa atas segala sesuatu), “al-Hamiid al-Majiid” (Yang Maha Terpuji lagi Mahamulia), dan “al-‘Aziiz al-Hakiim” (Yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana). Renungkanlah semua ini, karena ini termasuk pengetahuan yang paling agung (dalam Islam)”[8].
Contoh-contoh Penggabungan Dua Nama Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an
1. Nama Allah “al-‘Aziiz” (Yang Maha Perkasa) dan “al-Hakiim” (Yang Maha Memiliki hukum dan hikmah[9] yang sempurna).
Kedua nama ini disebutkan dalam banyak ayat al-Qur’an, misalnya: QS al-Baqarah: 129, Ali ‘Imran: 62, al-Maaidah: 38 dan 118.
Masing-masing dari kedua nama Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Mahaindah ini menunjukkan kemahasempurnaan dalam sifat yang dikandungnya, yaitu al-‘izzah (maha perkasa) pada nama-Nya “al-‘Aziiz” dan hukum serta hikmah yang sempurna pada nama-Nya “al-Hakiim”.
Penggabungan kedua nama ini menunjukkan kemahasempurnaan lain, yaitu bahwa kemahaperkasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu bersama sifat hikmah-Nya, sehingga kemahaperkasaan-Nya tidak mengandung kezhaliman/ aniaya, ketidakadilan dan keburukan, karena ditempatkan-Nya tepat pada tempatnya. Ini berbeda dengan makhluk, di antara mereka ada yang mungkin memiliki keperkasaan, akan tetapi karena tidak disertai hikmah, sehingga keperkasaan itu justru menjadikannya berbuat aniaya, tidak adil dan berperilaku buruk.
Demikian pula hukum dan hikmah Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu bersama kemahaperkasaan-Nya yang sempurna, sehingga mampu diberlakukan-Nya pada semua makhluk-Nya tanpa ada satu makhlukpun yang bisa menghalangi. Ini berbeda dengan hukum dan hikmah pada makhluk/ manusia yang penuh dengan kekurangan dan tidak selalu disertai dengan keperkasaan, sehingga sering tidak bisa diberlakukan[10].
2. Nama Allah “al-Ganiyyu” (Yang Maha Kaya) dan “al-Hamiid” (Yang Maha Terpuji).
Kedua nama ini juga disebutkan dalam banyak ayat al-Qur’an, misalnya: QS Faathir: 15, Luqmaan: 12 dan 26.
Masing-masing dari kedua nama Allah Subhanahu wa Ta’ala ini menunjukkan kemahasempurnaan dalam sifat yang dikandungnya, yaitu al-ginaa (maha kaya) pada nama-Nya “al-Ganiyyu” dan al-hamdu (maha terpuji) pada nama-Nya “al-Hamiid”.
Penggabungan kedua nama ini menunjukkan kemahasempurnaan lain, yaitu bahwa barangsiapa yang memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bersyukur kepada-Nya atas semua limpahan nikmat dan karunia-Nya maka sesungguhnya Dia Subhanahu wa Ta’ala memang berhak untuk dipuji dan disyukuri atas segala nikmat-Nya, akan tetapi segala pujian dan sanjungan kepada-Nya tidak menambah sedikitpun dari kemuliaan dan kekuasaan-Nya, karena Dia Maha Kaya sehingga Dia Subhanahu wa Ta’ala tidak butuh kepada pujian dan sanjungan makhluk-Nya, sebagaimana ketaatan makhluk-Nya tidak bermanfaat bagi-Nya dan perbuatan maksiat mereka tidak merugikan dan membahayakan-Nya sedikitpun.
Maka semua ketaatan manusia adalah untuk kebaikan diri mereka sendiri, sebagaimana perbuatan maksiat mereka akan merugikan diri mereka sendiri, sebagaimana makna firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
{وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ}
“Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah) maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa yang kufur (tidak bersyukur) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji” (QS Luqmaan: 12)[11].
Dalam sebuah hadits qudsi yang shahih, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian tidak akan mampu memberikan kecelakaan bagi-Ku dan kalian tidak akan mampu memberikan kemanfaatan bagi-Ku. Wahai hamba-hamba-Ku, seandainya manusia dan jin dari yang pertama (ada di dunia) sampai yang terakhir semuanya (keadaannya seperti) orang yang paling bertakwa hatinya di antara kalian, maka hal itu tidak menambah sedikitpun dari kekuasaan-Ku, dan (sebaliknya) seandainya manusia dan jin dari yang pertama (ada di dunia) sampai yang terakhir semuanya (keadaannya seperti) orang yang paling buruk hatinya di antara kalian, maka hal itu tidak mengurangi sedikitpun dari kekuasaan-Ku…”[12].
3. Nama Allah Subhanahu wa Ta’ala “al-‘Aziiz” (Yang Maha Perkasa) dan ar-Rahiim (Yang Maha Penyayang).
Kedua nama ini disebutkan berulangkali dalam surah asy-Syu’araa’ di akhir ayat-ayat yang menceritakan kisah-kisah para Nabi dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta umat yang mendustakan seruan dakwah mereka. Misalnya dalam ayat ke-9, 68, 104, 122 dan 140 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
{وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ}
“Dan sesungguhnya Rabb-mu (Allah Subhanahu wa Ta’ala) benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang”.
Masing-masing dari kedua nama Allah Subhanahu wa Ta’ala ini menunjukkan kemahasempurnaan dalam sifat yang dikandungnya. Sifat maha perkasa adalah sifat kesempurnaan, sebagaimana sifat maha penyayang adalah sifat kesempurnaan.
Penggabungan kedua nama ini menunjukkan kemahasempurnaan lain, yaitu bahwa semua yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berlakukan kepada para Nabi-Nya ‘alaihimussalam berupa pertolongan dalam menghadapi musuh-musuh mereka, peneguhan iman dari-Nya dan ditinggikannya derajat mereka adalah bukti dari sifat rahmat (maha penyayang) Allah Subhanahu wa Ta’ala yang dilimpahkan dan dikhususkan-Nya kepada para Nabi ‘alaihismassalam, maka Dialah yang menjaga, melindungi dan menolong mereka dari tipu daya musuh-musuh mereka. Sebaliknya, semua yang diberlakukan-Nya kepada musuh-musuh para Nabi-Nya ‘alaihimassalam berupa siksaan dan kebinasaan merupakan bukti sifat maha perkasa-Nya. Maka Dia Subhanahu wa Ta’ala menolong para Rasul-Nya ‘alaihimassalam dengan rahmat-Nya dan membinasakan musuh-musuh mereka dengan keperkasaan-Nya, sehingga penyebutan kedua nama ini di ayat-ayat tersebut di atas sangat sesuai dan tepat[13].
4. Nama Allah dan al-Gafuur (Yang Maha Pengampun) dan al-Waduud (Yang Maha Mencintai)
Kedua nama ini digandengkan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
{إِنَّهُ هُوَ يُبْدِئُ وَيُعِيدُ وَهُوَ الْغَفُورُ الْوَدُودُ}
“Sesungguhnya Dia-lah Yang menciptakan (makhluk) dari permulaan dan menghidupkannya (kembali). Dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Mencintai hamba-hamba-Nya” (QS al-Buruuj: 13-14).
Masing-masing dari kedua nama Allah Subhanahu wa Ta’ala ini menunjukkan kemahasempurnaan dalam sifat yang dikandungnya. Sifat maha pengampun adalah sifat kesempurnaan, sebagaimana sifat maha mencintai adalah sifat kesempurnaan.
Penggabungan kedua nama ini menunjukkan kemahasempurnaan lain, yaitu bahwa Allah I mencintai hamba-hamba-Nya yang selalu bertaubat dan memohon ampun kepada-Nya. Maka perbuatan dosa yang mereka lakukan tidaklah menghalangi mereka untuk meraih kecintaan Allah Subhanahu wa Ta’ala selama mereka bersungguh-sungguh dalam bertaubat dan kembali kepada-Nya.
Imam Ibnul Qayyim berkata: “Dalam ayat ini terdapat rahasia (hikmah) yang halus, yaitu bahwa Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang bertaubat (kepada-Nya) dan bahwa Dia mencintai hamba-Nya setelah (mendapat) pengampunan-Nya. Maka Allah mengampuni-Nya kemudian mencintai-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya:
{إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِين}
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang mensucikan diri” (QS al-Baqarah: 222).
Maka orang yang bertaubat adalah kekasih Allah”[14].
Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa’di berkata: “Dalam ayat ini terdapat rahasia (hikmah) yang halus, di mana Allah menggandengkan (nama-Nya) al-Waduud (Yang Maha Mencintai) dengan (nama-Nya) al-Gafuur (Yang Maha Pengampun). Ini menunjukkan bahwa orang-orang yang berbuat dosa, jika mereka (sungguh-sungguh) bertaubat dan kembali kepada Allah, maka Dia akan mengampuni dosa-dosa mereka dan mencintai mereka. Maka tidak (benar jika) dikatakan bahwa dosa-dosa mereka diampuni akan tetapi kecintaan Allah tidak akan mereka dapatkan kembali”[15].
Catatan dan Faidah Penting
Di antara nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala yang disebutkan dalam al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ada yang selalu disebutkan secara bergandengan satu sama lain, maka kedua nama ini tidak boleh disebutkan secara terpisah, karena kedua nama ini hanya mengandung pujian dan sanjungan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala jika digandengakan dan tidak dipisahkan. Misalnya: “al-Qaabidh al-Baasith”[16] (Yang Maha Menyempitkan dan Melapangkan rizki bagi hamba-hamba-Nya) dan “al-Muqaddim al-Muakhkhir”[17] (Yang Maha Mendahulukan dan Mengakhirkan).
Oleh karena itu, kedua nama ini meskipun secara makna adalah terdiri dari dua nama, karena masing-masingnya membawa makna yang berbeda dengan yang lain, akan tetapi kedudukannya seperti satu nama, karena tidak boleh disebutkan kecuali bergandengan satu sama lain, agar menunjukkan kesempurnaan dan pujian bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala [18].
Imam Ibnul Qayyim berkata: “Di antara nama-nama Allah ada yang tidak boleh disebutkan secara tersendiri, tapi (harus) digandengkan dengan (nama Allah lain) yang merupakan kebalikannya, seperti: al-Maani’ (yang maha mencegah/tidak memberi), adh-Dhaarr (yang maha mendatangkan bahaya) dan al-Muntaqim (yang maha membalas dendam/memberi siksaan). Nama-nama ini tidak boleh dipisahkan dari (nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala) yang merupakan kebalikannya, karena nama-nama tersebut bergandengan dengan nama-Nya al-Mu’thi (yang maha memberi), an-Naafi’ (yang maha memberi manfaat) dan al-‘Afuw (yang maha pemaaf). Maka Dialah “Yang Maha Memberi lagi maha mencegah/tidak memberi”, “Yang Maha Memberi manfaat lagi Maha mendatangkan bahaya”, “Yang Maha Memberi siksaan lagi Maha Pemaaf” dan “Yang Maha Memuliakan dan Maha Menghinakan”.
Kemahasempurnaan (bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala) adalah dengan menggandengkan nama-nama ini dengan (nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala lainnya) yang merupakan kebalikannya, karena ini berarti bahwa Allah Maha Tunggal/Esa dalam sifat rububiyah-Nya, mengatur (urusan) makhluk-Nya dan memberlakukan pada mereka (apa yang dikehendaki-Nya) dalam memberi, mencegah, memberi manfaat, mendatangkan bahaya, memaafkan dan memberi siksaan.
Adapun memuji Allah dengan hanya (menyebutkan) yang maha mencegah/tidak memberi, maha membalas dendam/memberi siksaan dan maha mendatangkan bahaya maka ini tidak diperbolehkan.
Maka inilah nama-nama Allah yang selalu bergandengan satu sama lainnya, kedudukannya seperti satu nama yang tidak boleh dipisahkan huruf-hurufnya satu dari yang lain. Meskipun nama-nama ini lebih dari satu tapi kedudukannya seperti satu nama. Oleh karena itu, nama-nama ini tidak pernah disebutkan dan dimutlakkan kecuali bergandengan (satu sama lainnya), maka pahamilah ini!”[19].
Penutup
Demikianlah pemaparan ringkas tentang “kesempurnaan di atas kesempurnaan” dalam nama-nama dan sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Meskipun kita beriman secara pasti bahwa keindahan dan kesempurnaan dalam kandungan nama-nama dan sifat-sifat-Nya tidak terbatas dan melebihi dari semua keindahan dan kesempurnaan yang mampu digambarkan oleh akal pikiran manusia.
Maka benarlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengungkapkan keindahan dan kesempurnaan yang tanpa batas ini dalam doa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang populer:
لا أُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ، أَنْتَ كَما أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
“Aku tidak mampu menghitung/membatasi pujian/sanjungan terhadap-Mu, Engkau adalah sebagaimana (pujian dan sanjungan) yang Engkau peruntukkan bagi diri-Mu”[20].
Akhirnya, kami menutup tulisan ini dengan memohon kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang maha indah dan sifat-sifat-Nya yang maha sempurna, agar dia memudahkan kita untuk memahami dengan benar keindahan dan kesempurnaan dalam nama-nama dan sifat-sifat-Nya, yang dengan itu kita bisa mencintainya dan menyempurnakan penghambaan diri kita kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan doa.
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Dalam agama Islam, Asmaa’ul husna adalah nama-nama Allah ta’ala yang indah dan baik. Asma berarti nama dan husna berati yang baik atau yang indah jadi Asma’ul Husna adalah nama nama milik Allah ta’ala yang baik lagi indah.
Sejak dulu para ulama telah banyak membahas dan menafsirkan nama-nama ini, karena nama-nama Allah adalah alamat kepada Dzat yang mesti kita ibadahi dengan sebenarnya. Meskipun timbul perbedaan pendapat tentang arti, makna, dan penafsirannya akan tetapi yang jelas adalah kita tidak boleh musyrik dalam mempergunakan atau menyebut nama-nama Allah ta’ala. Selain perbedaaan dalam mengartikan dan menafsirkan suatu nama terdapat pula perbedaan jumlah nama, ada yang menyebut 99, 100, 200, bahkan 1.000 bahkan 4.000 nama, namun menurut mereka, yang terpenting adalah hakikat Dzat Allah SWT yang harus dipahami dan dimengerti oleh orang-orang yang beriman seperti Nabi Muhammad SWT.
Asmaaulhusna secara harfiah ialah nama-nama, sebutan, gelar Allah yang baik dan agung sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah.
Para ulama berpendapat bahwa kebenaran adalah konsistensi dengan kebenaran yang lain. Dengan cara ini, umat Muslim tidak akan mudah menulis “Allah adalah …”, karena tidak ada satu hal pun yang dapat disetarakan dengan Allah, akan tetapi harus dapat mengerti dengan hati dan keteranga Al-Qur’an tentang Allah ta’ala. Pembahasan berikut hanyalah pendekatan yang disesuaikan dengan konsep akal kita yang sangat terbatas ini. Semua kata yang ditujukan pada Allah harus dipahami keberbedaannya dengan penggunaan wajar kata-kata itu. Allah itu tidak dapat dimisalkan atau dimiripkan dengan segala sesuatu, seperti tercantum dalam surat Al-Ikhlas.
“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”. (QS. Al-Ikhlas : 1-4)
Para ulama menekankan bahwa Allah adalah sebuah nama kepada Dzat yang pasti ada namanya. Semua nilai kebenaran mutlak hanya ada (dan bergantung) pada-Nya. Dengan demikian, Allah Yang Memiliki Maha Tinggi. Tapi juga Allah Yang Memiliki Maha Dekat. Allah Memiliki Maha Kuasa dan juga Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sifat-sifat Allah dijelaskan dengan istilah Asmaaul Husna, yaitu nama-nama, sebutan atau gelar yang baik.
Dalil
Berikut adalah beberapa terjemahan dalil yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan Hadits tentang asmaa’ul husna:
- “Dialah Allah, tidak ada Tuhan/Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Dia mempunyai asmaa’ul husna (nama-nama yang baik).” – (Q.S. Thaa-Haa : 8)[1]
- Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaa’ul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam salatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu” – (Q.S Al-Israa’: 110)[1]
- “Allah memiliki Asmaa’ ulHusna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama yang baik itu…” – (QS. Al-A’raaf : 180)[1]
Asmaaulhusna
No. | Nama | Arab | Indonesia | Inggris |
---|---|---|---|---|
Allah | الله | Allah | Allah | |
1 | Ar Rahman | الرحمن | Yang Memiliki Mutlak sifat Pemurah | The All Beneficent |
2 | Ar Rahiim | الرحيم | Yang Memiliki Mutlak sifat Penyayang | The Most Merciful |
3 | Al Malik | الملك | Yang Memiliki Mutlak sifat Merajai/Memerintah | The King, The Sovereign |
4 | Al Quddus | القدوس | Yang Memiliki Mutlak sifat Suci | The Most Holy |
5 | As Salaam | السلام | Yang Memiliki Mutlak sifat Memberi Kesejahteraan | Peace and Blessing |
6 | Al Mu`min | المؤمن | Yang Memiliki Mutlak sifat Memberi Keamanan | The Guarantor |
7 | Al Muhaimin | المهيمن | Yang Memiliki Mutlak sifat Pemelihara | The Guardian, the Preserver |
8 | Al `Aziiz | العزيز | Yang Memiliki Mutlak Kegagahan | The Almighty, the Self Sufficient |
9 | Al Jabbar | الجبار | Yang Memiliki Mutlak sifat Perkasa | The Powerful, the Irresistible |
10 | Al Mutakabbir | المتكبر | Yang Memiliki Mutlak sifat Megah, Yang Memiliki Kebesaran | The Tremendous |
11 | Al Khaliq | الخالق | Yang Memiliki Mutlak sifat Pencipta | The Creator |
12 | Al Baari` | البارئ | Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan) | The Maker |
13 | Al Mushawwir | المصور | Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Membentuk Rupa (makhluknya) | The Fashioner of Forms |
14 | Al Ghaffaar | الغفار | Yang Memiliki Mutlak sifat Pengampun | The Ever Forgiving |
15 | Al Qahhaar | القهار | Yang Memiliki Mutlak sifat Memaksa | The All Compelling Subduer |
16 | Al Wahhaab | الوهاب | Yang Memiliki Mutlak sifat Pemberi Karunia | The Bestower |
17 | Ar Razzaaq | الرزاق | Yang Memiliki Mutlak sifat Pemberi Rejeki | The Ever Providing |
18 | Al Fattaah | الفتاح | Yang Memiliki Mutlak sifat Pembuka Rahmat | The Opener, the Victory Giver |
19 | Al `Aliim | العليم | Yang Memiliki Mutlak sifat Mengetahui (Memiliki Ilmu) | The All Knowing, the Omniscient |
20 | Al Qaabidh | القابض | Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Menyempitkan (makhluknya) | The Restrainer, the Straightener |
21 | Al Baasith | الباسط | Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Melapangkan (makhluknya) | The Expander, the Munificent |
22 | Al Khaafidh | الخافض | Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Merendahkan (makhluknya) | The Abaser |
23 | Ar Raafi` | الرافع | Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Meninggikan (makhluknya) | The Exalter |
24 | Al Mu`izz | المعز | Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Memuliakan (makhluknya) | The Giver of Honor |
25 | Al Mudzil | المذل | Yang Memiliki Mutlak sifat Yang Menghinakan (makhluknya) | The Giver of Dishonor |
26 | Al Samii` | السميع | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mendengar | The All Hearing |
27 | Al Bashiir | البصير | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Melihat | The All Seeing |
28 | Al Hakam | الحكم | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menetapkan | The Judge, the Arbitrator |
29 | Al `Adl | العدل | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Adil | The Utterly Just |
30 | Al Lathiif | اللطيف | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Lembut | The Subtly Kind |
31 | Al Khabiir | الخبير | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengetahui Rahasia | The All Aware |
32 | Al Haliim | الحليم | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penyantun | The Forbearing, the Indulgent |
33 | Al `Azhiim | العظيم | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Agung | The Magnificent, the Infinite |
34 | Al Ghafuur | الغفور | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pengampun | The All Forgiving |
35 | As Syakuur | الشكور | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pembalas Budi (Menghargai) | The Grateful |
36 | Al `Aliy | العلى | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Tinggi | The Sublimely Exalted |
37 | Al Kabiir | الكبير | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Besar | The Great |
38 | Al Hafizh | الحفيظ | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menjaga | The Preserver |
39 | Al Muqiit | المقيت | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemberi Kecukupan | The Nourisher |
40 | Al Hasiib | الحسيب | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Membuat Perhitungan | The Reckoner |
41 | Al Jaliil | الجليل | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mulia | The Majestic |
42 | Al Kariim | الكريم | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemurah | The Bountiful, the Generous |
43 | Ar Raqiib | الرقيب | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengawasi | The Watchful |
44 | Al Mujiib | المجيب | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengabulkan | The Responsive, the Answerer |
45 | Al Waasi` | الواسع | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Luas | The Vast, the All Encompassing |
46 | Al Hakiim | الحكيم | Yang Memiliki Mutlak sifat Maka Bijaksana | The Wise |
47 | Al Waduud | الودود | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pencinta | The Loving, the Kind One |
48 | Al Majiid | المجيد | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mulia | The All Glorious |
49 | Al Baa`its | الباعث | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Membangkitkan | The Raiser of the Dead |
50 | As Syahiid | الشهيد | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menyaksikan | The Witness |
51 | Al Haqq | الحق | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Benar | The Truth, the Real |
52 | Al Wakiil | الوكيل | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memelihara | The Trustee, the Dependable |
53 | Al Qawiyyu | القوى | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Kuat | The Strong |
54 | Al Matiin | المتين | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Kokoh | The Firm, the Steadfast |
55 | Al Waliyy | الولى | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Melindungi | The Protecting Friend, Patron, and Helper |
56 | Al Hamiid | الحميد | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Terpuji | The All Praiseworthy |
57 | Al Mushii | المحصى | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengkalkulasi | The Accounter, the Numberer of All |
58 | Al Mubdi` | المبدئ | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memulai | The Producer, Originator, and Initiator of all |
59 | Al Mu`iid | المعيد | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengembalikan Kehidupan | The Reinstater Who Brings Back All |
60 | Al Muhyii | المحيى | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menghidupkan | The Giver of Life |
61 | Al Mumiitu | المميت | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mematikan | The Bringer of Death, the Destroyer |
62 | Al Hayyu | الحي | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Hidup | The Ever Living |
63 | Al Qayyuum | القيوم | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mandiri | The Self Subsisting Sustainer of All |
64 | Al Waajid | الواجد | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penemu | The Perceiver, the Finder, the Unfailing |
65 | Al Maajid | الماجد | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mulia | The Illustrious, the Magnificent |
66 | Al Wahiid | الواحد | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Tunggal | The One, The Unique, Manifestation of Unity |
67 | Al `Ahad | الاحد | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Esa | The One, the All Inclusive, the Indivisible |
68 | As Shamad | الصمد | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta | The Self Sufficient, the Impregnable, the Eternally Besought of All, the Everlasting |
69 | Al Qaadir | القادر | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan | The All Able |
70 | Al Muqtadir | المقتدر | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Berkuasa | The All Determiner, the Dominant |
71 | Al Muqaddim | المقدم | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mendahulukan | The Expediter, He who brings forward |
72 | Al Mu`akkhir | المؤخر | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengakhirkan | The Delayer, He who puts far away |
73 | Al Awwal | الأول | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Awal | The First |
74 | Al Aakhir | الأخر | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Akhir | The Last |
75 | Az Zhaahir | الظاهر | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Nyata | The Manifest; the All Victorious |
76 | Al Baathin | الباطن | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Ghaib | The Hidden; the All Encompassing |
77 | Al Waali | الوالي | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memerintah | The Patron |
78 | Al Muta`aalii | المتعالي | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Tinggi | The Self Exalted |
79 | Al Barri | البر | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penderma | The Most Kind and Righteous |
80 | At Tawwaab | التواب | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penerima Tobat | The Ever Returning, Ever Relenting |
81 | Al Muntaqim | المنتقم | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Penyiksa | The Avenger |
82 | Al Afuww | العفو | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemaaf | The Pardoner, the Effacer of Sins |
83 | Ar Ra`uuf | الرؤوف | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pengasih | The Compassionate, the All Pitying |
84 | Malikul Mulk | مالك الملك | Yang Memiliki Mutlak sifat Penguasa Kerajaan (Semesta) | The Owner of All Sovereignty |
85 | Dzul Jalaali Wal Ikraam | ذو الجلال و الإكرام | Yang Memiliki Mutlak sifat Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan | The Lord of Majesty and Generosity |
86 | Al Muqsith | المقسط | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Adil | The Equitable, the Requiter |
87 | Al Jamii` | الجامع | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mengumpulkan | The Gatherer, the Unifier |
88 | Al Ghaniyy | الغنى | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Berkecukupan | The All Rich, the Independent |
89 | Al Mughnii | المغنى | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memberi Kekayaan | The Enricher, the Emancipator |
90 | Al Maani | المانع | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Mencegah | The Withholder, the Shielder, the Defender |
91 | Ad Dhaar | الضار | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memberi Derita | The Distressor, the Harmer |
92 | An Nafii` | النافع | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Memberi Manfaat | The Propitious, the Benefactor |
93 | An Nuur | النور | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya) | The Light |
94 | Al Haadii | الهادئ | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pemberi Petunjuk | The Guide |
95 | Al Baadii | البديع | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pencipta | Incomparable, the Originator |
96 | Al Baaqii | الباقي | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Kekal | The Ever Enduring and Immutable |
97 | Al Waarits | الوارث | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pewaris | The Heir, the Inheritor of All |
98 | Ar Rasyiid | الرشيد | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Pandai | The Guide, Infallible Teacher, and Knower |
99 | As Shabuur | الصبور | Yang Memiliki Mutlak sifat Maha Sabar | The Patient, the Timeless |
ASMA-UL-HUSNA : FADHILAT SERTA KHASIATNYA
- Allah s.w.t. telah berfirman yang bermaksud: “ALLAH mempunyai Asmaa-Ul-Husna (nama-nama yang agung yang sesuai dengan sifat-sifat ALLAH S.W.T.), maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaa-ul-husna itu.” – (Surah Al-A’raf:180)
- “Katakanlah: “Serulah ALLAH atau serulah AR-RAHMAN. Dengan nama yang mana saja kamu seru. Dia mempunyai al asmaul husna (nama-nama yang terbaik)
- “Dialah ALLAH, tiada Tuhan melainkan Dia, Dia mempunyai al-asmaul-husna (nama-nama yang baik)”- (Surah Thaha:8)
- Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata Nabi Muhammad s.a.w. pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah s.w.t mempunyai 99 nama, iaitu seratus kurang satu, barangsiapa menghitungnya (menghafal seluruhnya) masuklah ia kedalam syurga” – Riwayat Bukhari
Adapun ASMA-UL-HUSNA adalah merupakan nama-nama Allah s.w.t. yang terkandung didalam Al-Quran dimana pada tiap-tiap nama tersebut mengandungi khasiatnya masing-masing seperti kita akan ketahui dibawah ini:
ALLAHU Ertinya Yang mengeluarkan sekelian makhluk dari tiada menjadi ada.
KHASIATNYA: Barangsiapa yang menbacanya 5000 kali tiap-tiap hari, Insyaallah akan dimurahkan rezekinya, dan jika dibaca 66 kali sampai 66 hari setelah sembahyang fardhu, maka akan menjadi sebutan orang besar dan mendapat kebaikan yang banyak.
AR RAHMAANU Ertinya Kasihsayang kepada hambaNya didunia.
KHASIATNYA: Barangsiapa yang mebacanya tiap-tiap selesai sembahyang fardu sebanyak 100 kali, Insyaallah ia akan terjaga dari sifat lupa dan lalai.
AR RAHIIMU Ertinya Yang Kasihsayang kepada orang-orang mukmin pada hari Akhir
KHASIATNYA: Barangsiapa yang membacanya tiap-tiap hari sebanyak 100 kali, Insyaallah hatinya akan selalu mempunyai sifat kasih sayang akan sesama makhluk Allah s.w.t.
AL MALIKU Ertinya Yang Mempunyai Kerajaan
KHASIATNYA: Barangsiapa yang membacanya tiap-tiap hari sebanyak 121 kali kemudian daripada fajar atau tergelincirnya, Insyaallah akan dikayakan dengan sebab atau dengan pintu yang dibukakan Allah s.w.t. baginya.
AL QUDDUUSU Ertinya Yang Maha Suci
KHASIATNYA: Barangsiapa yang berzikir dengan khalimat ini pada tiap-tiap hari ketika tergelincir matahari sebanyak 100 kali, Insyaallah akan menjadi bersih hatinya, dan barangsiapa yang berzikir 1000 kali, Insyaallah akan diselamatkan daripada bala.
AS SALAAMU Ertinya Sejahtera daripada kekurangan
KHASIATNYA: Apabila dibacakan kepada orang yang sakit kepala sebanyak 121 kali atau 136 kali dengan suara yang sekiranya dapat didengar oleh orang yang sakit dan dengan mengangkat kedua belah tangan, Insyaallah akan disembuhkan dengan khalimatNya selama tidak datang ajalnya atau dikurangkan daripada sakitmya.
AL MU’MINU Ertinya Yang Mengimamkan hambaNya
KHASIATNYA: Apabila dibacakan akan khalimat ini sebanyak 136 kali oleh orang yang merasa ketakutan akan sesuatu, maka ia akan merasa aman dari apa yang ditakutkannya, dan apabila dibaca oleh orang yang beriman, maka ia akan bertambah imannya.
AL MUHAIMINU Ertinya Yang Sangat Menyintai dan Memelihara.
KHASIATNYA: Barangsiapa yang membacanya 100 kali setelah sembahyang sunat dua rakaat (terutama diwaktu tengah malam), Insyaallah akan dibersihkan zahir dan batinnya dan tetap bercahaya hatinya, dan barang siapa yang membacanya sebanyak 145 kali setelah sembahyang Isyak, Insyaallah akan kuat khafazhnya.
AL’AZIIZ Ertinya Yang Menyalahkan.
KHASIATNYA: Barangsiapa yang berzikir sebanyak 40 kali tiap-tiap hari selama 40 hari dan yang lebih baik dibaca setelah sembahyang Subuh, Insyaallah akan dikayakan dan dimuliakan oleh Allah s.w.t. dan tidak dihajatkan dia kepada seseorang dari makhlukNya.
AL- JABBAARU Ertinya Yang Sangat Gagah.
KHASIATNYA: Barangsiapa yang berzikir tiap-tiap hari sebanyak 206 kali atau 226 kali pada pagi dan petang, Insyaallah tidak akan boleh orang yang zalim dan Allah s.w.t. akan membalas bagi orang zalim itu siksa baginya.
AL MUTAKABBIRU Ertinya Yang Maha Besar.
KHASIATNYA: Barangsiapa yang berzikir tiap-tiap hari sebanyak 662 kali, Insyaallah orang yang takabur itu akan tunduk kepadanya.
AL KHAALIQU Ertinya Yang Menciptakan MakhlukNya.
KHASIATNYA: Barangsiapa yang berzikir waktu tengah malam sebanyak 731 kali, Insyaallah akan diterangkan hatinya dan dirinya, dan barangsiapa yang kehilangan hartanya atau lama ditunggalkan orang yang dikasihinya, maka bacalah sebanyak 5000 kali, Insyaallah ia akan datang dengan perintah Allah s.w.t..
AL BAARI-U Ertinya Yang Menerbitkan Makhluk.
KHASIATNYA: Barangsiapa yang berzikir pada siang hari sebanyak 100 kali, Insyaallah ia akan selemat dari kebinasaan dan tidak akan merasa takut ia didalam kubur, dan barangsiapa yang apabila dibacanya pada malam hari selama 7 malam berturut-turut dan pada tiap-tiap malam dibaca 100 kali, Insyaallah akan disembuhkan segala penyakit dalam tangannya.
AL MUSHAWWIRU Ertinya Yang Merupakan Makhluk.
KHASIATNYA: Barangsiapa yang berzikir sebanyak 336 kali atau lebih, maka Insyaallah akan menjadi baik segala perbuatannya atau apa yang dikerjakannya.
AL GHAFFAARU Ertinya Sangat Mengampuni.
KHASIATNYA: Barangsiapa yang berzikir 100 kali sambil mengiringi sembahyang Jumaat, Insyaallah zahir baginya akan mendapat keampunan.
AL QAHHAARU Ertinya Yang Sangat Keras.
KHASIATNYA: Apabila dibaca tiap-tiap hari dan malam sebanyak 306 kali atau lebih, Insyaallah keluar dari hatinya cinta dunia dan kebesaran barang lain daripada Allah s.w.t. dan zahir baginya pertolongan Allah s.w.t. atas musuhnya, dan barangsiapa yang adanya hajat lalu berzikir 100 kali kemudian mengangkat kedua tangannya dan membuka akan kepalanya, Insyaallah ditunaikan hajatnya.
AL WAHHAABU Ertinya Yang Sangat Memberi.
KHASIATNYA: Barangsiapa yang kekal mewiridkannya tiap-tiap hari atau tiap-tiap selesai sembahyang fardhu yang lima waktu sebanyak 300 kali atau lebih, Insyaallah akan dikabul dan hebat baginya kekayaan dan kebesarannya, dan barangsiapa mengekalkan membacanya pada akhir sujud sembahyang dhuha sebanyak 40 kali, Insyaallah dimudahkan baginya kekayaan yang mudah dan hebat.
AR RAZZAQU Ertinya Yang Sangat Memberi Rezeki.
KHASIATNYA: Barangsiapa yang mengekalkan membaca tiap-tiap hari 308 kali, Insyaallah ditunaikan hajatnya kepada raja dan pemerintah dan jika mengkehendaki akan dimarahinya itu, maka berhentilah berbetulan orang yang dituntut, dan apabila berzikir 17 kali, Insyaallah ditunaikan hajatnya dan barangsiapa yang berzikir sebanyak 20 hari berturut-turut dan tiap-tiap hari 20 kali pada pagi sebelum makan dan minum, Insyaallah akan diberikan padanya faham yang dalam dan sempurna.
AL FATTAHU Ertinya Yang Membuka Khazanah Rahmat.
KHASIATNYA: Apabila dibaca tiap-tiap selesai sembahyang Subuh sebanyak 71 kali dengan tangannya dihantarkan keatas dada, Insyaallah hatinya akan bersih dan bercahaya, dimudahkan segala pekerjaan dan keluar cinta dunia dari hatinya.
AL’ALIIMU Ertinya Mengetahui.
KHASIATNYA: Barangsiapa yang berzikir tiap-tiap setelah selesai sembahyang lima waktu sebanyak 100 kali, Insyaallah akan mendapatkan ilmu ma’rifat dan kasyaf serta iman yang sempurna.
AL QAABIDHU Ertinya Yang Menggenggam, Menyempitkan Rezeki dan Menguranginya bagi seseorang yang disempitkan.
KHASIATNYA: Apabila dibaca setiap hari sebanyak 100 kali, Insyaallah akan terhindar dari pengancamnya.
AL BAASITHU Ertinya Maha Melapangkan.
KHASIATNYA: Apabila dibaca selesai sembahyang dhuha 10 kali, Insyaallah akan diluaskan rezeki dan ilmunya.
AL KHAAFIDHU Ertinya Yang Menurunkan.
KHASIATNYA: Apabila diamalkan setiap hari dalam keadaan khusyuk dan bersih (berwuduk) sebanyak 500 kali pasti dijatuhkan martabat musuh atau lawan penentangnya serta dikabulkan hajatnya.
AR RAAFI’U Ertinya Maha Mengangkat.
KHASIATNYA: Apabila dibaca setiap hari terutama pada malam hari sebanyak 70 kali, pasti hartanya akan dijaga dari pencuri, perompak, penipuan dan sebagainya.
AL MU’IZZU Ertinya Maha Menang dan memberi kepada yang dikehendakiNya.
KHASIATNYA: Untuk menumbuhkan kewibawaan orang banyak apabila dibaca setiap hari sebanyak 140 kali.
AL MUDZILLU Ertinya Yang Merendahkan atau Menghinakan.
KHASIATNYA: Apabila dibaca sebanyak 75 kali kemudian sembahyang dan didalam sujud sebutkan namanya yang ditakuti itu, Insyaallah akan aman mereka daripadanya dan apabila dibaca 1000 kali pada tiap-tiap hari selama 7 hari, Insyaallah akan ditolakkan musuh daripadanya.
AS SAMII’U Ertinya Maha Mendengar.
KHASIATNYA: Apabila dibaca 500 kali , setelah selesai sembahyang dhuha pada hari Khamis, maka doanya akan ditunaikan oleh Allah s.w.t. dan akan disembuhkan pendengarannya daripada penyakit tuli atau pendengarannya akan menjadi baik.
AL BASHIIRU Ertinya Maha Melihat.
KHASIATNYA: Apabila dibaca sebelum sembahyang Jumaat dimulai sebanyak 100 kali pasti fikirannya akan bertambah cerdas dan hatinya akan terbuka.
AL HAKAMU Ertinya Yang Menetapkan Hukum-hukum MakhlukNya.
KHASIATNYA: Apabila dibaca setiap malam sunyi serta suci dari hadas dan najis sebanyak 68 kali, Insyaallah akan dijadikan hatinya tempat rahsia dan hikmah ilmu agama.
AL’ADLU Ertinya Yang Maha Adil.
KHASIATNYA: Apabila dibaca setelah selesai sembahyang lima waktu 104 kali pasti ia akan menjadi pemutus hukum yang adil dan akan merasa tertarik hati orang lain kepadanya.
AL LATHIIFU Ertinya Yang Maha Halus.
KHASIATNYA: Apabila dibaca sebanyak 129 kali atau 130 kali, Insyaallah usahanya atau perniagaannya akan maju dan akan merasa kejayaan dalam pekerjaannya.
AL KHABIIRU Ertinya Yang Maha Mengetahui atau Waspada.
KHASIATNYA: Apabila dibaca selama 7 hari dan tiap-tiap hari sebanyak 812 kali, Insyaallah akan datang kepadanya rahmat dengan segala khabar yang dikehendaki.
AL HALIIMU Ertinya Maha Penyayang dan Penyabar.
KHASIATNYA: Apabila dibaca sesudah sembahyang 5 waktu sebanyak 88 kali pasti ia akan dipelihara dari pangkatnya, jabatan atau kedudukannya.
AL’AZHIIMU Ertinya Maha Agung.
KHASIATNYA: Apabila dibaca setiap hari sebanyak 12 kali maka Insyaallah penyakit akan segera sembuh dan akan terhindar dari kejahatan.
AL GHAFUURU Ertinya Maha Pengampun.
KHASIATNYA: Barangsiapa menuliskan atas orang yang sakit demam bacalah sebanyak 3 kali, Insyaallah akan segera sembuhlah ia.
ASY SYAKUURU Ertinya Yang Sangat Syukur.
KHASIATNYA: Apabila menuliskan sebanyak 40 kali oleh orang yang sesak nafas atau penat badan atau dhaif mata dan dihapuskannya dengan iri dan sapukan iri itu kepada badannya atau matanya dan diminumkan, Insyaallah akan mendapat berkat.
AL’ALIYYU Ertinya Yang Maha Tinggi Martabatnya.
KHASIATNYA: Apabila ditulis pada kertas dan direndamkan pada segelas air (tulisannya sebanyak 110 kali) kemudian airnya diminumkan kepada anak kecil, Insyaallah dia akan menjadi anak yang cerdas dan pandai.
AL KABIIRU Ertinya Yang Maha Besar.
KHASIATNYA: Apabila dibaca dalam masa 7 hari sesudah melakukan sembahyang hajat sebanyak 1000 kali setiap malam, Insyaallah akan dikembalikan lagi jabatannya, pekerjaannya selama bukan dipecat kerana kecurangan atau kerana makan hasil rasuah dan lain-lain.
AL HAFIIZHU Ertinya Yang Maha Memelihara.
KHASIATNYA: Untuk menjaga keselamatan diri dari binatang buas atau dari hantu malam, dibaca sebanyak 99 kali pasti akan diselamatkan dan terhindar daripada segala gangguan tersebut diatas.
AL MUQI ITU Ertinya Yang menjadikan makanan.
KHASIATNYA: Untuk melepaskan rasa haus dan lapar dibaca selama terkena penderitaan itu (bacalah sebanyak-banyaknya) Insyaallah akan sembuh.
AL HASIIBU Ertinya Yang Menghisab atau Menghitung.
KHASIATNYA: Untuk menguatkan jabatan atau pekerjaan yang dipegangnya apabila dibaca setiap selesai sembahyang Subuh atau sebelum terbit matahari dan petang (sesudah sembahyang Maghrib), Insyaallah akan dijaga kedudukannya/jabatannya atau pekerjaannya. Bacalah sebanyak 777 kali.
AL JALIILU Ertinya Yang Maha Agung dan Mulia.
KHASIATNYA: Apabila dibaca setiap pagi (jam 2.30 pagi) sebanyak 73 kali pasti usahanya, pekerjaannya atau kedudukannya akan meningkat dengan sangat menghairankan.
AL KARIIMU Ertinya Mulia atau Yang Maha Pemurah.
KHASIATNYA: Barangsiapa yang mewiridkan pada tiap-tiap kali hendak tidur sebanyak 270 kali atau lebih, maka Insyaallah akan mendapat kemurahan dan kemuliaan dunia akirat.
AR RAQIIBU Ertinya Yang Maha Mengamati/Mengintai
KHASIATNYA: Apabila dibaca sebanyak 50 kali pada setiap hari, Insyaallah segala harta dan barangnya akan aman dari kecurian dan lain-lain.
AL MAJIIBU Ertinya Yang Memperkenankan.
KHASIATNYA: Apabila dibaca setelah selesai sembahyang Subuh setiap hari sebanyak 55 kali, Insyaallah semua hajatnya dikabulkan oleh Allah s.w.t.
AL WAASI’U Ertinya Maha Luas KepunyaanNya.
KHASIATNYA: Apabila dibaca setiap pagi (waktu pagi, petang atau malam) sebanyak 128 kali pasti dilepaskan kesulitannya dan dipelihara dari orang yang hasad.
AL HAKIIMU Ertinya Yang Maha Bijaksana
KHASIATNYA: Apabila dibaca setiap pagi (waktu pagi, petang atau malam) sebanyak 300kali, insyaallah akan menjadi cerdas akal fikirannya sehingga dengan mudah akan menerima ilmu-ilmu apapun.
AL WADUUDU Ertinya Maha Mencintai orang-orang yang beriman
KHASIATNYA: Apabila dibaca setiap malam sebanyak 11,000 kali pasti akan dikabulkan segala hajatnya dan akan dicintai orang dan mententeramkan keluarga dalam rumahtangga.
AL MAJIIDU Ertinya Yang Maha Mulia dan Maha Luhur.
KHASIATNYA: Apabila dibaca sebanyak 99 kali, Insyaallah semuanya akan terasa aman dan tenteram semua anggota keluarganya.
AL BAA’ITSU Ertinya Maha membangkitkan makhlukNya dihari kemudian.
KHASIATNYA: Apabila dibaca sebanyak 100 kali dengan tangan diletakkan didada, pasti Allah s.w.t.. akan memberinya lapang ilmu dan hikmah.
ASY SYAHIIDU Ertinya Maha Menyaksikan.
KHASIATNYA: Apabila dibaca setiap malam sebanyak 319 kali pasti akan menyedarkan orang atau keluarga selalu menentangnya atau membangkang.
AL HAQQU Ertinya Maha Besar.
KHASIATNYA: Apabila dibaca setiap hari, maka Insyaallah keimanannya akan semakin bertambah.
AL WAKIILU Ertinya Maha Melaksanakan Urusan MakhlukNya.
KHASIATNYA: Dapat menjaga ketakutan daripada marabahaya seperti bencana banjir, angin ribut, gempa bumi dan lain-lain. Maka banyak-banyaklah membaca khalimah ini dan juga apabila dibaca pada tiap-tiap hari atau malam sebanyak 66 kali atau lebih, Insyaallah akan dibukakan baginya pintu kebaikan dan rezekinya.
AL QAWIYYU Ertinya Yang Maha Kuat.
KHASIATNYA: Apabila dizalimi orang, maka bacalah sebanyak 1000 kali, Insyaallah akan dilepaskan ia daripadanya.
AL MATIINU Ertinya Maha Sempurna KekuatanNya.
KHASIATNYA: Untuk mengembalikan kekuatan terutama diwaktu dalam pertempuran, dibaca sebanyak-banyaknya (keduanya AL QAWIYYU dan AL QAWIYYU), Insyaallah kekuatan akan pulih seperti semula.
AL HAMIIDU Ertinya Yang Terpuji.
KHASIATNYA: Apabila dibaca setelah selesai sembahyanh Maghrib dan Subuh sebanyak 62 kali, Insyaallah segala perkataan dan perbuatannya akan selalu terpuji.
AL MUHSHII Ertinya Yang Memperhitungkan setiap amal makhlukNya, dan Membalasnya.
KHASIATNYA: Apabila dibacakan 20 kali kepada roti atau makanan lainnya kemudian kepada orang yang dikehendakinya,Insyaallah ia akan tunduk.
AL MUBDI-U Ertinya Yang Menzahirkan MakhlukNya.
KHASIATNYA: Untuk menjayakan segala yang dirancangkan, dibaca setiap hari sebanyak 470 kali, Insyaallah apa yang direncanakan itu akan terwujud atau berhasil dengan baik.
AL MU’IIDU Ertinya Yang Mengembalikan.
KHASIATNYA: Untuk mengembalikan atau mencari sesuatu yang hilang, dibaca setiap sebelum sembahyang fardhu lima waktu sebanyak 124 kali, Insyaallah dengan kehendak dan izin Allah s.w.t. akan kembali lagi.
AL MUHYI Ertinya Yang Menghidupkan.
KHASIATNYA: Apabila dibaca setiap hari sebanyak 58 kali, pasti akan memperolehi kemuliaan dan mengingkat darjatnya berkat nama yang dibaca.
AL MUMIITU Ertinya Yang Mematikan.
KHASIATNYA: Apabila dibaca sebanyak 490 kali atau lebih, maka Insyaallah akan dapat menundukkan nafsu dan akan berbuat taat.
AL HAYYU Ertinya Yang Hidup.
KHASIATNYA: Apabila dibaca sebanyak 300,000 kali, Insyaallah akan terhindar dari penyakit.
AL QAYYUUM Ertinya Yang Berdiri Sendiri.
KHASIATNYA: Apabila dibaca keduanya (Ya Hayyu Ya Qayyuum) setiap hari diwaktu malam yang sunyi sebanyak 1000 kali, Insyaallah akan dikabulkan hajatnya dan akan menjadi hartawan dan dermawan serta disenangi kawan dan disegani lawan juga besar kewibawaannya.
AL WAAJIDU Ertinya Zat yang menemukan apa yang Dia kehendaki.
KHASIATNYA: Untuk menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri.
AL MAAJIDU Ertinya Maha Agung dan Mulia.
KHASIATNYA: Apabila dibaca sebanyak 400 kali tiap-tiap pagi dan petang maka akan terang hatinya.
AL WAAHIDU Ertinya Mendapat apa yang dikehendakiNya.
KHASIATNYA: Apabila dibaca setiap ba’da sembahyang lima waktu sebanyak 190 kali dalam masa satu bulan dan berpuasa pada hari Isnin dan Khamis, Insyaallah segala hajatnya akan dikabulkan dan akan diberi keturunan.
ASH SHAMADU Ertinya Tempat bergantung bagi semua makhlukNya.
KHASIATNYA: Untuk memohon apa saja yang dihajatkan. Dibacakan sebanyak 313 kali dalam waktu tiga hari (disertai puasa selama tiga hari juga),Insyaallah akan dikabulkan segala macam hajatnya.
AL QAADIRU Ertinya Maha Kuasa atas segala sesuatu.
KHASIATNYA: Apabila dibaca sebanyak 200 kali setelah melaksanakan sembahyang sunat dua rakaat ketika dalam keadaan dha’ir, Insyaallah akan mendapat kekuatan.
AL MUQTADIRU Ertinya Yang Sangat Kuasa.
KHASIATNYA: Apabila dibaca 100 kali setelah bangun tidur, Insyaallah ia akan mendapat hidayah dan petunjuk dari Allah s.w.t.
AL MUQADDIMU Ertinya Zat yang mendahulukan.
KHASIATNYA: Untuk menyegarakan apa yang diinginkan, dibaca setiap hari sebanyak 184 kali pasti dengan cepat tercapai apa yang diinginkannya dan barangsiapa yang mewiridkan / membacakan ketika masuk kemedan perang, Insyaallah tidak akan mendapat kemudhratan.
AL MUAKHHIRU Ertinya Zat yang mengakhirkan.
KHASIATNYA: Barangsiapa yang membacanya tiap-tiap hari sebanyak 300 kali atau lebih, Insyaallah akan dibukakan pintu taufiq dan taubat baginya.
AL AWWALU Ertinya Yang terdahulu dengan tiada permulaan.
KHASIATNYA: Untuk mendatangkan hajat, dibaca setiap hari sebanyak 37 kali, Insyaallah akan dikabulkan hajatnya.
AL AKHIIRU Ertinya Yang kemudian dan tiada berkesudahan.
KHASIATNYA: Apabila dibaca setiap selesai sembahyang Isyak sebanyak 1000 kali, Insyaallah hatinya akan bersih dan bertambah kebaikan diakhir umurnya.
AZH ZHAHIIRU Ertinya Maha Nyata.
KHASIATNYA: Agar terbukanya segala ilmu, dibaca setiap ba’da sembahyang fardu sebanyak 1106 kali dalam masa satu bulan, pasti akan mendapat ilmu-ilmu yang jarang dimiliki oleh orang biasa.
AL BAATHINU Ertinya Zat yang Maha Ghaib.
KHASIATNYA: Untuk ilmu yang jarang dimiliki oleh manusia baisa, dibaca setiap ba’da sembahyang fardu lima waktu sebanyak 30 kali, pasti akan dikabulkan ilmu-ilmu yamg jarang dimiliki oleh manusia.
AL WAALIYY Ertinya Maha menguasai dan mengurus semua urusan makhlukNya.
KHASIATNYA: Agar terbuka hatinya, dibaca setiap pagi dan petang sebanyak-banyaknya, pasti hatinya akan terbuka atau futuh.
AL MUTA’AALII Ertinya Yang Maha Tinggi.
KHASIATNYA: Apabila dibaca tiap-tiap hari siang atau malam sebanyak 541 kali, Insyaallah ia akan mendapat hasil yang baik dan mendapat darjat yang lebih tinggi.
ALBARRU Ertinya Yang Maha Berbuat Baik.
KHASIATNYA: Untuk memudahkan apa saja yang diinginkannya, dengan dibaca sebanyak-banyaknya.
AT TAWWAABU Ertinya Maha Menerima Taubat.
KHASIATNYA: Untuk mengembalikan kejalan yang lurus, dibaca setiap saat, Insyaallah akan berhasil segala apa yang diinginkan.
AL MUNTAQIMU Ertinya Zat yang berhak membalas setiap perbuatan dosa dengan azabNya.
KHASIATNYA: Untuk menolak perbuatan aniaya dari orang zalim, dibacanya sesuadah sembahyang fardu lima waktu sebanyak-banyaknya.
AL ‘AFUWWU Ertinya Yang memberi maaf.
KHASIATNYA: Baca sebanyak-banyaknya setiap saat supaya disenangi manusia yang kenal padanya.
AL MAALIKUL MULKI Ertinya Zat yang mempunyai kekuasaan.
KHASIATNYA: Untuk mengawetkan pekerjaan atau mempertahankan jabatan atau kedudukannya, dibaca setelah selesai sembahyang fardu lima waktu ditengah malam sebanyak 212 kali, Insyaallah akan dijaga dari penjahat yang hasad padanya dalam hal pekerjaan, jabatan atau kedudukan.
DZUL JALAALI wal IKRAAMI Ertinya Zat yang mempunyai Ketinggian Kemuliaan yang Sempurna.
KHASIATNYA: Untuk mendatangkan hajat, dibaca setiap hari sebanyak 65 kali dalam masa satu bulan, Insyaallah akan dipenuhi segala hajatnya.
AL MUQSITHU Ertinya Yang sangat Adil.
KHASIATNYA: Apabila dibaca 209 kali atau lebih, Insyaallah akan terpelihara dari was-was syaitan laknatullah dalam ibadah.
AL JAAMI’U Ertinya Yang Mengumpulkan.
KHASIATNYA: Barangsiapa yang membacanya tiap-tiap hari sebanyak 300 kali, Insyaallah akan dikumpulkan segala maksudnya.
AL GHANIYYU Ertinya Yang Maha Kaya.
KHASIATNYA: Apabila dibacakan pada orang yang sakit atau mendapat bala dirinya dan orang lain sebanyak 1060 kali, Insyaallah akan segera sembuh dari pemyakitnya.
AL MUGHNII Ertinya Zat yang memberi kekayaan.
KHASIATNYA: Apabila dibaca pada tiap-tiap hari sebanyak 1000 kali, Insyaallah akan memjadi kaya berkat kurniaan Allah s.w.t.
AL MAANI ‘ U Ertinya Yang menolak bahaya dan lain-lain.
KHASIATNYA: Untuk menolak perlakuan orang jahat dan orang zalim. dibacakan setiap ba’da sembahyang sunat Subuh (sebelum fardu Subuh) sebanyak 161 kali, Insyaallah akan selamat dari perbuatan mereka itu.
ADH DHAARU Ertinya Yang menyampaikan mudharat.
KHASIATNYA: Untuk menyembuhkan penyakit (yang bertahun-tahun tidak dapat disembuhkan) asma ini dibaca setiap hari sebamyak 1001 kali, Insyaallah dengan izin dan kehendak Allah s.w.t. penyakit tersebut akan segera sembuh.
AN NAAFI ‘ U Ertinya Yang memberi manfaat.
KHASIATNYA: Untuk menyembuhkan penyaklit dan menghilangkan kesusahan, asma ini dibaca setiap hari, Insyaallah akan berhasil. Juga barangsiapa yang berzikir dengan hati ketika jimak dengan isterinya, Insyaallah isterinya itu akan menaruh belas kasihan yang sangat dalam dan akan diberi anak yang soleh.
AN NUURU Ertinya Yang menerangi.
KHASIATNYA: Apabila dibaca pada tiap-tiap hari siang atau malam, Insyaallah akan diterangkan hatinya dan anggotanya.
AL BADII ‘ U Ertinya Yang menciptakan yang belum wujud sebelumnya.
KHASIATNYA: Untuk tercapai apa yang telah direncanakannya asma ini dibaca setiap ba’da sembahyang fardu sebanyak 500 kali, pasti akan berjaya apa yang direncanakan.
AL BAAQII Ertinya Maha Kekal.
KHASIATNYA: Untuk mengawtkan pekerjaan atas usahanya, baca asma ini setiap saat banyak-banyak, pasti pekerjaannya awet (kekal), jauh dari kerugian dan kejatuhan jumlah, Insyaallah.
AL WAARITSU Ertinya Yang kembali kepadaNya sekali makhluk.
KHASIATNYA: Asma ini untuk memajukan usaha apabila dibaca setiap malam sebanyak 707 kali, Insyaallah usaha akan maju.
AR RASYIIDU Ertinya Yang Memberi Petunjuk.
KHASIATNYA: Untuk menambah kecerdasan berfikir, asma ini dibaca setiap pagi dan petang.
AS SABUURU Ertinya Sangat Sabar.
KHASIATNYA: Barangsiapa yang berzikir sebanyak 100 kali pada tiap-tiap hari sebelum tebit matahari, Insyaallah ia tidak akan dapat bala pada hari itu, juga untuk membangun jiwa besar dan sabar dalam menghadapi segala urusan asma ini dibaca setiap saat terutama dalam menghadapi segala kesulitan masalah apa saja, pasti segala urusan akan berhasil dengan baik.
Audi Yudhasmara